Life Lessons from Itaewon Class: Reasons Why I'm #TeamSooAh
Semoga belum begitu terlambat untuk menulis tentang Itaewon Class, karena sebetulnya saya baru menonton series ini pun beberapa minggu yang lalu, sedikit terlambat dibandingkan hype orang-orang yang langsung menontonnya begitu rilis. Tapi saya sangat ingin menulis review tentang k-drama yang satu ini karena selain penuh akan life lessons, saya sangat menyukai salah satu karakter disini: Oh Soo Ah, sosok yang disebut orang-orang sebagai "wanita ular" tapi justru karakternya ini sukses membuat saya menjadi #TeamSooAh garis keras!
Jujur, setelah menyelesaikan Itaewon Class, awalnya saya agak kecewa begitu mengetahui Park Saeroyi akhirnya tidak jadi bersama Oh Soo Ah, setelah 10 tahun berada di hubungan yang 'menggantung'. Memang di awal saya sering kesal dengan karakter wanita ini, "bisa-bisanya dia me-maintain hubungan dengan Saeroyi di saat masih bekerja dengan posisi penting di Jangga?". Tapi meskipun Soo Ah selalu bilang bahwa Saeroyi harus sukses dahulu sebelum ia bisa menerima rasa sukanya, saya tidak pernah merasa Soo Ah adalah perempuan yang matre, dan saat memasuki episode akhir akhirnya saya mengerti alasan mengapa saya selalu merasa demikian. Dan ternyata, memang banyak pelajaran untuk self development yang bisa diambil dari gray character satu ini.
1. Punya Visi-Misi Matang
Kalau dipikir-pikir, dengan otak dan karir secemerlang itu Soo Ah bisa saja pindah kerja ke perusahaan lain. Ditambah lagi oleh fakta bahwa dia tahu perusahaannya sangat toxic dan dia sendiri membenci Jang Dae-Hee karena peristiwa terbunuhnya Mr. Park yang sudah seperti satu-satunya orang tua yang dia punya. Tapi Soo Ah rela menahan berbagai penderitaan di bawah Mr. Jang selama 10 tahun, dan merencanakan misinya matang-matang untuk 'membayar' hutangnya pada Mr. Park. Bayangkan kalau dia tidak tahan dan resign lebih dulu? Mungkin dia tidak bisa mengumpulkan info korupsi perusahaan Jangga se-akurat itu sebelum membocorkannya. Atau mungkin dia berhasil membocorkan, tapi kalah di persidangan karena pelaporannya kurang kuat. Siapa tahu?
Soo Ah memilih timing yang tepat, di saat Jangga berada di puncak kejayaannya dan ketika kondisi Presdir Jang sedang melemah, dia datang memberikan double attack. Dan dia tahu pasti, untuk menjatuhkan Jangga dari dalam, dia butuh untuk memosisikan dirinya menjadi orang kepercayaan sang presdir dan tentunya perlu berada di level yang tinggi terlebih dahulu. Yes, she applied "keep your friends close and your enemies closer" very well. Lihat kan betapa kerasnya usaha Saeroyi untuk menjatuhkan Jangga berkali-kali namun selalu gagal, sedangkan Soo Ah cukup membuat satu langkah besar yang direncanakannya selama bertahun-tahun, dan Jangga pun langsung runtuh seketika?
Lesson learned: menentukan goals dalam hidup sangatlah penting, tapi sekedar memiliki tujuan tanpa perencanaan hanya akan membuat kita hilang arah. Jangan lupa merencanakan visi-misi dengan matang agar tahu langkah-langkah apa yang harus diambil.
Soo Ah memilih timing yang tepat, di saat Jangga berada di puncak kejayaannya dan ketika kondisi Presdir Jang sedang melemah, dia datang memberikan double attack. Dan dia tahu pasti, untuk menjatuhkan Jangga dari dalam, dia butuh untuk memosisikan dirinya menjadi orang kepercayaan sang presdir dan tentunya perlu berada di level yang tinggi terlebih dahulu. Yes, she applied "keep your friends close and your enemies closer" very well. Lihat kan betapa kerasnya usaha Saeroyi untuk menjatuhkan Jangga berkali-kali namun selalu gagal, sedangkan Soo Ah cukup membuat satu langkah besar yang direncanakannya selama bertahun-tahun, dan Jangga pun langsung runtuh seketika?
Lesson learned: menentukan goals dalam hidup sangatlah penting, tapi sekedar memiliki tujuan tanpa perencanaan hanya akan membuat kita hilang arah. Jangan lupa merencanakan visi-misi dengan matang agar tahu langkah-langkah apa yang harus diambil.
2. Teguh dalam Berprinsip
Pada awalnya, Soo Ah memang nampak egois karena hanya bisa menunggu Saeroyi menjadi kaya tanpa bisa membantu atau berada di sisinya selama Saeroyi jatuh-bangun. Tapi yang membuat saya semakin mantap untuk menjadi #TeamSooAh adalah, dia tetap melakukan misinya demi membalas kebaikan Pak Park, terlepas dari Saeroyi masih suka atau tidak pada dirinya. Ketika membocorkan rahasia perusahaan Jangga, Soo Ah tahu bahwa perasaan Saeroyi sudah bukan untuknya lagi. Tapi apakah hal itu menghentikan Soo Ah dalam menjalankan misinya? Ternyata tidak. Karena ia adalah seorang wanita yang berprinsip.
Lesson learned: jadilah orang yang teguh dalam berprinsip, meskipun orang-orang dan keadaan di sekitar kita sudah berubah. Namun jangan lupa untuk menjadi flexible pula dalam menjalankannya, ya.
Lesson learned: jadilah orang yang teguh dalam berprinsip, meskipun orang-orang dan keadaan di sekitar kita sudah berubah. Namun jangan lupa untuk menjadi flexible pula dalam menjalankannya, ya.
3. Mandiri dan Sosok Independent Woman
Kalau disuruh memilih, sejujurnya saya jauh lebih suka karakter Soo Ah daripada Yi Seo. Meskipun kadang terlihat egois, Soo Ah sebenarnya sangat mandiri dan dewasa. Besar sebagai yatim-piatu dan tidak memiliki banyak privilege sejak masih kecil, dia sangat pintar me-manage dirinya sendiri serta memilih hidup dengan caranya sendiri meskipun tidak memiliki banyak pilihan— berbeda jauh dengan kondisi Yi Seo yang seorang influencer terkenal, memiliki banyak teman, dan bebas menentukan pilihan hidupnya. Soo Ah berprinsip untuk memiliki hidup yang layak dengan cara menerima beasiswa dan bekerja dengan baik di Jangga, meskipun itu bukanlah kehidupan yang benar-benar ia inginkan. Tapi ia yakin itulah cara yang dapat ditempuh untuk membuat masa depannya cerah, terlepas dari masa lalunya yang kelam.
Dan perlu diingat lagi, Soo Ah menunggu Saeroyi selama 10 tahun karena ia pernah berkata, ingin menjadi kaya untuk mendapatkan Soo Ah suatu saat nanti. ’Cause words can be so powerful, no? Cantik, pintar, cemerlang — di saat Soo Ah bisa saja mencari pria lain, dia justru menunggu Saeroyi dengan sabar. Soo Ah pun sebenarnya berperan cukup besar dalam kesuksesan Saeroyi karena dia pernah menjadi salah satu motivasi Saeroyi dalam membangun DanBam mati-matian, selain karena ingin membalas dendam. Dia pun ada di saat Saeroyi jatuh dan dipenjara dahulu, dan menjadi orang yang tahu akan mimpi-mimpinya sejak awal. Tetapi, ketika akhirnya Saeroyi memutuskan untuk memilih wanita lain, Soo Ah masih bisa melangkah maju karena karakter wanita mandiri sudah terbentuk dalam dirinya.
Lesson learned: just do the best for yourself, and... no man no cry! 😜
Dan perlu diingat lagi, Soo Ah menunggu Saeroyi selama 10 tahun karena ia pernah berkata, ingin menjadi kaya untuk mendapatkan Soo Ah suatu saat nanti. ’Cause words can be so powerful, no? Cantik, pintar, cemerlang — di saat Soo Ah bisa saja mencari pria lain, dia justru menunggu Saeroyi dengan sabar. Soo Ah pun sebenarnya berperan cukup besar dalam kesuksesan Saeroyi karena dia pernah menjadi salah satu motivasi Saeroyi dalam membangun DanBam mati-matian, selain karena ingin membalas dendam. Dia pun ada di saat Saeroyi jatuh dan dipenjara dahulu, dan menjadi orang yang tahu akan mimpi-mimpinya sejak awal. Tetapi, ketika akhirnya Saeroyi memutuskan untuk memilih wanita lain, Soo Ah masih bisa melangkah maju karena karakter wanita mandiri sudah terbentuk dalam dirinya.
Lesson learned: just do the best for yourself, and... no man no cry! 😜
4. Financially Literate
Satu hal lagi yang saya kagumi dari seorang Soo Ah adalah kemampuannya mengatur keuangan pribadinya dengan baik. Selain Saeroyi yang pintar dalam berinvestasi, Soo Ah pun dapat dijadikan contoh dalam membangun perencanaan finansial. Jonathan End pernah membuat postingan yang membahas tentang “7 Financial Lessons from Oh Soo Ah”, di antaranya: perencanaan karir jangka panjang yang baik, mau belajar dari best-in-class company, dan gigih membangun karir serta mengumpulkan uang sampai tiba saatnya ia keluar dari perusahaan yang membesarkannya, hingga akhirnya berhasil membangun bisnisnya sendiri. Kalau Soo Ah bilang ia menyukai pria kaya, tidak salah juga kan? Sewaktu muda, dia sudah berambisi menjadi seseorang yang sukses. Terlebih di usia 30-an dan di puncak karirnya yang cemerlang, wajar jika dia memiliki standar tinggi dalam mencari pasangan.
Lesson learned: menjadi melek finansial akan membuat kehidupanmu jauh lebih mudah dan mengetahui tujuan hidup apa saja yang ingin dicapai. It's never too late to start planning your financial future!
Lesson learned: menjadi melek finansial akan membuat kehidupanmu jauh lebih mudah dan mengetahui tujuan hidup apa saja yang ingin dicapai. It's never too late to start planning your financial future!
5. Rela Berkorban
Karakter mana lagi yang rela berkorban lebih-lebih daripada Soo Ah? Rela menerima resiko dibenci orang yang ia sayangi, rela menderita di bawah bos yang ia benci selama 10 tahun (namun tetap bisa bersikap profesional!), rela menyisihkan waktu untuk merencanakan 'pelunasan' hutangnya pada Mr. Park sekaligus pembalasan dendam Saeroyi, rela melaksanakan misi untuk meruntuhkan Jangga sendirian tanpa bantuan siapapun, rela 'terusir' dari perusahaan yang membesarkan karirnya di saat ia sedang berada di posisi puncak… dan juga merelakan Saeroyi yang pada akhirnya lebih memilih Yi Seo.
Menurut saya ungkapan Soo Ah bahwa dia ingin Saeroyi menjadi seseorang yang sukses dan kaya raya bukanlah semata untuk dirinya, tetapi juga untuk diri Saeroyi sendiri. Ketika Saeroyi berkata kalau Soo Ah adalah salah satu alasan bagi dirinya untuk menjadi seorang pria kaya, Soo Ah memanfaatkan hal itu untuk membuat Saeroyi terus bergerak maju dan mewujudkan mimpinya. Bahkan setelah impian Saeroyi akhirnya terwujud tapi dia lebih memilih wanita lain di saat Soo Ah sudah menunggunya selama 10 tahun (dan tentu usianya sudah tidak semuda dulu), Soo Ah bisa saja terus-terusan merasa sedih dan terpuruk — tapi dia justru memilih bangkit dan menjadi sukses dengan caranya sendiri.
Lesson learned: some things need efforts to be achieved. And though the result is bitter, good efforts will never leave you in vain.
—
Menurut saya ungkapan Soo Ah bahwa dia ingin Saeroyi menjadi seseorang yang sukses dan kaya raya bukanlah semata untuk dirinya, tetapi juga untuk diri Saeroyi sendiri. Ketika Saeroyi berkata kalau Soo Ah adalah salah satu alasan bagi dirinya untuk menjadi seorang pria kaya, Soo Ah memanfaatkan hal itu untuk membuat Saeroyi terus bergerak maju dan mewujudkan mimpinya. Bahkan setelah impian Saeroyi akhirnya terwujud tapi dia lebih memilih wanita lain di saat Soo Ah sudah menunggunya selama 10 tahun (dan tentu usianya sudah tidak semuda dulu), Soo Ah bisa saja terus-terusan merasa sedih dan terpuruk — tapi dia justru memilih bangkit dan menjadi sukses dengan caranya sendiri.
Lesson learned: some things need efforts to be achieved. And though the result is bitter, good efforts will never leave you in vain.
—
Pada akhirnya, inti dari ending Itaewon Class bukanlah siapa berakhir dengan siapa, tapi apa pelajaran yang bisa diambil dari drama Korea yang super inspiring ini. Dari sini, saya sadar bahwa tidak ada orang yang 100% baik atau 100% jahat, bahkan Mr. Jang yang terlihat kejam pun sebenarnya tumbuh dari seorang anak yang bekerja keras menghidupi keluarganya dan mati-matian mengejar cita-citanya. Selain dari tokoh utama Park Saeroyi, saya juga belajar banyak dari karakter-karakter wanitanya, seperti belajar menjadi wanita yang tangguh dan mandiri dari Oh Soo Ah serta menjadi wanita yang pekerja kerjas dan pintar dalam memecahkan masalah dari Jo Yi Seo. Anyway, tiap sedang bekerja sambil mendengarkan OST-nya Itaewon Class yang judulnya Start, saya suka tiba-tiba jadi semangat sendiri, hahaha.
Oke sekian, saatnya saya melanjutkan nonton k-drama bagus lainnya yaitu Hospital Playlist (lagi-lagi saya baru nonton di saat hype-nya sudah lewat, tapi gapapa), dan sampai jumpa di review berikutnya!
Comments
Post a Comment